Ibnu A’idz dalam kitab Maghazi-nya mengisahkan bahwa Rasulullah saw. datang ke Tabuk pada saat terjadi kekurangan air.
Beliau kemudian menciduk air dari salah satu mata air dengan tangannya dan menggunakannya untuk berkumur.
Setelah itu, beliau menumpahkan air dari mulut ke mata air itu. Tiba-tiba sumber air itu memancarkan air dengan derasnya hingga penuh. Mata air itu tetap lestari hingga saat ini.
Dalam Shahih Muslim dituturkan bahwa sebelum datang ke Tabuk, Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya esok-dengan kehendak Allah-kalian akan menjumpai mata air Tabuk dan kalian tidak akan tiba di sana sebelum siang merekah. Barang siapa yang sampai di sana, maka jangan menyentuh air dari sumber itu sedikit pun sebelum aku datang.”
Kemudian sampailah mereka di tempat mata air itu berada. Di sana, sudah ada dua laki-laki yang mendahului mereka.
Mata air begitu kecil seperti serabut yang merembeskan air. Ketika Rasulullah datang, beliau bertanya kepada kedua laki-laki itu:
“Apakah kalian sudah menyentuh airnya?”
Mereka menjawab, “Iya.”
Rasulullah mengecam tindakan mereka itu seraya mengucapkan, “Terserah Allah, apa yang akan Dia katakana (kehendaki).”
Orang-orang lalu mengambil air sedikit demi sedikit, hingga terkumpul dalam sebuah wadah.
Rasulullah lalu membasuh wajah dan kedua tangannya menggunakan air itu, lalu mengembalikannya ke dalam mata air.
Tiba-tiba, air mengalir begitu deras, hingga semua orang bisa minum hingga kenyang. Peristiwa ini merupakan mukjizat tersendiri bagi Nabi Muhammad saw.
Baca Buku: Muhammad SAW Sang Revolusioner