Hasan Bashri, Ulama Salaf yang Mampu Pengaruhi Hati Banyak Manusia

Hasan Bashri adalah seseorang yang memiliki ilmu luas hingga mendapat gelar sebagai “Syaikhul Bashrah”. Dia seorang ahli fikih, ahli hadis, sekaligus ahli tafsir. Perkataan-perkataannya bertebaran dalam kitab-kitab fikih, tafsir, dan hadits. Dia adalah seorang penasihat yang kukuh dan selalu mempraktekkan apa yang ia serukan sehingga ia mampu menyentuh banyak hati manusia.

Nama Lengkap dan Nasab

Hasan Bashri adalah seorang ulama salaf terkemuka yang lahir pada 21 H/642 M di Madinah. Nama lengkapnya Abu Sa’id Al-Hasan ibn Abu Al-hasan Yassar Al-Bashri. Ayahnya bernama Yassar, seorang mantan budak Zaid bin Tsabit al-Anshari sedangkan ibunya bernama Khairah binti Sa’id bin Zaid bin ‘Amr, seorang hamba sahaya milik Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad SAW.

Ketika masih bayi, Hasan sering ditinggalkan oleh ibunya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan istri Nabi yang dilayaninya. Maka tak ayal, ketika bayi Hasan menangis Ummu Salamah selalu meletakkan bayi tersebut ke dalam pangkuan untuk kemudian ia susui agar tangisnya reda.

Riwayat Pendidikan

Tatakala Hasan sudah mulai bisa berjalan, ia secara aktif sering mengunjungi rumah-rumah ummahatul mukminin sebab rumah mereka berdekat-dekatan. Selain itu, ia juga berguru kepada sahabat-sahabat utama Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Hal ini membuat Hasan kecil tumbuh dalam lingkungan keluarga yang saleh dengan tradisi keilmuan yang mengakar kuat.

Hasan Bashri, Ulama Salaf yang Mampu Pengaruhi Hati Banyak Manusia
Hasan Bashri, Ulama Salaf yang Mampu Pengaruhi Hati Banyak Manusia

Diriwayatkan bahwa Hasan kecil berguru langsung kepada Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy’ari, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah dan lain sebagainya. Namun, orang yang paling sangat dikaguminya adalah Ali bin Abi Thalib sehingga ia berusaha meniru Ali bin Abi Thalib dalam hal ketakwaan, ketaatan beribadah, serta kefasihan bahasa.

Namun, pada usia 14 tahun, Hasan harus pindah beserta keluarganya ke Kota Basrah, Irak, dan menetap di sana akibat pecahnya Perang Siffin yang terjadi pada tahun 35 H/656 M. Dari sinilah ia mulai dikenal dengan sebutan Al-Bashri (orang Basrah). Hasan pun kemudian dikategorikan sebagai tabi’in, julukan untuk mereka yang hidup setelah generasi sahabat Rasulullah SAW.

Kedalaman Ilmu Hasan Bashri

Di kota Basrah, Hasan Bashri mendirikan sebuah sekolah sufi karena keprihatinannya melihat gaya hidup masyarakat yang telah terpengaruh oleh kehidupan duniawi yang dianggap sebagai salah satu akses kemakmuran ekonomi yang dicapai negeri-negeri Islam pada masa itu. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Washil bin ‘Atha, seorang pendiri aliran Mu’tazilah.

Hasan Bashri adalah seseorang yang memiliki ilmu luas hingga mendapat gelar sebagai “Syaikhul Bashrah”. Dia seorang ahli fikih, ahli hadis, sekaligus ahli tafsir. Perkataan-perkataannya bertebaran dalam kitab-kitab fikih, tafsir, dan hadits. Dia adalah seorang penasihat yang kukuh dan selalu mempraktekkan apa yang ia serukan sehingga ia mampu menyentuh banyak hati manusia.

Suatu ketika Malik bin Dinar pernah membahas tentang orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap hati banyak manusia, lalu ia berkata:

“Demi Allah, menurut kami mereka adalah Hasan Bashri, Sa’id bin Jubair, dan lain-lain. Dengan ucapan satu orang dari mereka, Allah menghidupkan banyak manusia.”

Wafat

Hasan Bashri ra. wafat pada mulam jum’at awal bulan Rajab tahun 110 H bertepatan pada tanggal 10 oktober 728 M. Ia hidup kurang lebih selama 88 tahun. Jenazahnya disaksikan dan dishalatkan di Bashrah selepas shalat Jum’at dan diiringi jutaan manusia.

Semoga Allah SWT merahmati Hasan Bashri dan menempatkannya dalam keluasan surga-Nya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *