3 Ritual Keagamaan Muslim Kairo Masa Pandemi Abad ke-14 M

Dalam Kitāb al-sulūk lī-ma ‘rifa duwal al-mulūk, al-Maqrizi menulis bahwa ketika Wabah Maut Hitam (Black Death) menghantam Mesir, ada banyak kematian yang terjadi di sana. Ia mengemukakan bahwa The Black Death adalah pandemi yang paling buruk yang pernah terjadi di dunia Islam.

Al-Maqrizi melaporkan bahwa Wabah Maut Hitam menewaskan seratus orang per hari di Alexandria. Jumlah itu kemudian meningkat drastis menjadi dua ratus korban per harinya. Wabah kemudian menyebar ke seluruh Delta Nil, seperti yang ditulis al-Marziqi, “Tidak ada yang tersisa untuk mengumpulkan hasil panen.”

Ketika wabah melanda Kairo, sultan dan anggota-anggota terkemuka rezim yang berkuasa melarikan diri dari kota. Begitu wabah mencapai puncaknya di sekitar Desember 1348, dilaporkan bahwa sekitar 7.000 orang meninggal per hari.

Pandemi yang melanda Mesir, khususnya Kairo, tidak hanya mengubah pola masyarakat dari segi perekonomian, tetapi juga dari segi peribadatan.

Apa saja ritual-ritual keagamaan muslim Kairo ketika Pandemi melanda? Simak penjelasannya di bawah ini.

 

[irp posts=”13410″ name=”5 Wabah dan Taun Terkelam dalam Sejarah Manusia”]

 

1. Doa Berjamaah

Doa Berjamaah

Menurut catatan Michael Dols dalam The Black Death in the Middle East, ketika Wabah Maut Hitam sedang parah-parahnya, perintah diberlakukan di Kairo untuk berkumpul di masjid dan untuk mengucapkan doa yang direkomendasikan secara bersamaan.

Pada hari Jumat, 6 Ramadhan 749 H/28 November 1348 M, masyarakat diundang untuk berkumpul di masjid di dekat Qubbat an-Nashr untuk membaca al-Quran bersama-sama. Prosesi yang sama dilakukan di masjid-masjid yang berbeda di wilayah Kairo dan Fustat.

2. Proses Pemakaman Masal

3 Ritual Keagamaan Muslim Kairo Masa Pandemi Abad ke-14 M

Pada tahun 1430 M, ketika korban Pandemi sudah terlalu banyak, pemerintah memutuskan untuk menguburkan jenazah para korban wabah secara masal.

Sebelum dikuburkan, para jenazah korban disalatkan terlebih dahulu di musala Bab al-Nash di ujung utara gerbang Fatimid Kairo.

Setelah disalatkan para jenazah tersebut dikuburkan dalam satu makam yang besar yang bisa memuat hingga empat puluh jenazah.

 

3. Penutupan Masjid

Penutupan Masjid

Masih di tahun yang sama, Al-Maqrizi melaporkan bahwa selama pandemi berlangsung bahwa di kota Bilbays di tepi timur Delta Nil, “Masjid, toko, dan pondok-pondok dibiarkan kosong.”

Pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir. Mari lebih waspada dan mendisiplinkan diri untuk selalu Memamaki Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan.

 

Salam Literasi Indonesia.

 

[irp]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *