Denominasi etnisnya, al-Hadrami, berasal dari Hadramaut di Arab Selatan, yang melambangkan rumah leluhur keluarganya. Menurut Ibnu Khaldun sendiri, leluhurnya termasuk suku Arab kuna yang bernama Khaldun di Arab Selatan. Keluarga ini bermigrasi ke Andalusia Spanyol pada masa penaklukan muslim di awal dekade abad ke-8.
Ibnu Khaldun merupakan keturunan keluarga aristokratis yang sangat berpengaruh yang dijunjung tinggi di Andalusia Spanyol dan Maghrib. Faktor keluarga ini membantu Ibnu Khaldun kecil untuk memperoleh pendidikan dan pengajian terbaik yang tersedia di masa itu.
Ibnu Khaldun mengalami kekerasan di antara usianya yang lima belas dan dua puluh lima tahun, baik itu sifatnya alami maupun buatan manusia. Pertengahan abad keempat belas dikenal karena periode ketidakstabilan politik luar biasa dan bencana alam dalam bentuk Kematian Hitam yang terkenal.
Dalam menyelesaikan pendidikannya, Ibnu Khaldun berguru kepada banyak ulama yang dinggah di Kota Fez, seperti: Muhammad bin Suffar, Ibrahim bin Zarrar, Muhammad al-Ballafiqi, dan sebagainya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Ibnu Khaldun mulai terjun ke dalam intrik politik dan membuatnya kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Pada suatu waktu dia ikut ambil bagian dalam menciptakan penyebab kenaikan atau kejatuhan suatu Dinasti, dan pada saat lain dia menyalakan api persaingan, intrik, dan perang.
Periode hidupnya ini banyak mendapat kritik dari sebagian orang yang telah melakukan studi tentang kehidupannya. Ibnu Khaldun dinilai tidak memberikan contoh yang baik tentang sikap kesetiaan dan kebaikan.
Setelah merasa lelah dengan kehidupan politik, Ibnu Khaldun pun menarik dirinya dari publik. Begitu ia mulai merasakan kedamaian, ia pun mulai menulis karya agungnya Muqaddimah di Qal’at Ibnu Salamah. Pada saat itu Ibnu Khaldun telah mencapai usia empat puluh lima tahun. Dibutuhkan waktu lima bulan baginya untuk menyelesaikan penulisan Muqaddimah, hingga pertengahan 779 H/1378 M.