Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi

Rp 75,000

Berat 312 gram
Dimensi 21 × 14 × 2 cm
Cetakan

November 2020

Halaman

324

Cover

Soft Cover

Penulis

Imam an-Nawawi

Penerjemah

Salafuddin Abu Sayyid

ISBN

978-623-7327-49-3

ISBN 9786237327493 Genre Buku
Dapatkan buku ini di:

Dapatkan juga di marketplace:

Bisa Juga Didapat di Gerai-gerai Berikut:

Informasi Buku

SYARAH HADIS ARBAIN AN-NAWAWI – merupakan kitab referensi hadis paling berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam ke berbagai penjuru dunia. Kata Arba’in artinya empat puluh, tapi sebenarnya terdapat 42 hadis di dalam kitab ini. Bagi para santri, inilah kitab favorit untuk mulai menghafal hadits-hadits Nabi sebelum pindah ke kitab-kitab yang lebih besar.

Penyusunnya, Imam an-Nawawi (1233-1277 M), adalah ulama besar mazhab Syafii yang lahir dari desa Nawa, dekat kota Damaskus. Bersama kitab Riyâdhush-Shâlihîn, Syarah Hadis Arbain Nawawi ini dianggap sebagai karya Imam Nawawi yang paling terkenal dan diakui oleh umat Islam dunia. Isinya berupa hadis-hadis pilihan terkait tauhid, fiqih, tasawuf, akhlak, dll.

Ibarat sumur ilmu pengetahuan, Kitab Imam Nawawi ini telah menjadi rujukan ulama di Indonesia dalam memecahkan perbagai macam persoalan ummat. Tak sedikit yang juga menulis syarahnya sehingga menjadikan Syarah Hadis Arbain an-Nawawi ini  makin terkenal. Sebuah kitab hadis yang inspiratif dan referensial bagi setiap muslim. Selamat membaca!

 

Siapa penulis buku ini?

Nama lengkapnya adalah Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Mari al-Hizami al-Haurani asy-Syafi’i. Beliau bergelar al-Imam al-Hafizh al-Auhad al-Qudwah, Syaikhul Islam, Alamul Auliya`, sorang ulama yang mengarang sekian banyak kitab. Jika kata “Syaikhuna” dalam hadis disandarkan kepada Imam Bukhari dan Imam Muslim, dalam ilmu fikih kata “syaikhuna” merujuk kepada Imam an-Nawawi ini.

 Imam an-Nawawi lahir pada bulan Muharram tahun 631 H/November 1233 M. Kemudian beliau datang ke Damaskus pada tahun 649 H/1251 M dan belajar serta menetap di Rawahiah.

Beliau berhasil menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat bulan setengah; menghafal seperempat kitab al-Muhadzab pada sisa-sisa bulan berikutnya di hadapan guru beliau, Ishaq bin Ahmad. Beliau banyak belajar dari para ulama-ulama besar pada zamannya.

Beliau memiliki beberapa karya yang menjadi kajian bagi penuntut ilmu dan menjadi sumber rujukan hukum bagi para ulama di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Di antara kitab-kitab karangan Imam an-Nawawi ialah Syarh Shahih Muslim, Riyadhu ash-Shalihin, al-Adzkar, al-Arba’in, al-Fatawa, ar-Raudhah, dan lain-lain.

Imam an-Nawawi wafat pada 24 Rajab 676 H yang bertepatan pada 28 Desember 1277.

 

Quotes:

  • Ibadah yang disertai harap (raja`) lebih utama (afdal). Sebab, rasa harap akan melahirkan cinta (mahabbah), sedangkan rasa takut akan melahirkan keputusasaan.
  • Iman adalah sebuah ungkapan mengenai pembenaran (kepercayaan) yang bersifat khusus, sedangkan Islam adalah ungkapan lain dari pelaksanaan kewajiban, yaitu ketundukan dalam bentuk amalan lahiriyah.
  • Kita tidak oleh memastikan seseorang itu masuk surga atau neraka, sekalipun diketahui bahwa seseorang telah melakukan segala jenis kebaikan atau kefasikan.
  • Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan penciuman itu laksana kekuatan-kekuatan yang digunakan oleh jiwa kita untuk melihat, sedangkan hati adalah raja. Jika sang raja (sebagai pemimpin) ini baik, maka baik pula seluruh rakyatnya. Jika sang raja rusak, maka rusak pula seluruh rakyatnya.
  • Nasihat adalah suatu kewajiban (fadhu). Orang yang melaksanakannya akan diberi balasan, lalu kewajiban itu menjadi gugur atas yang lain.
  • Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang telah menjadikan binasa orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka.”
  • Seseorang akan mendapatkan pahala atas apa yang dimakannya jika ia berniat melakukan ketakwaan dan ketaatan serta untuk menyambung kehidupannya.
  • Rasulullah saw. bersabda, “Setiap orang berakal, selama ia masih bisa mengendalikan akal sehatnya, hendaklah memahami betul akan zamannya, memerhatikan keberadaan dirinya, dan menjaga lidahnya. Barang siapa menganggap perkataan itu bagian dari amalnya, ia akan sangat sedikit bicara, kecuali dalam hal yang bermakna baginya.”
  • Lidah adalah anjing yang suka menggigit. Jika tidak dikendalikan, ia akan menggigit.
  • Amru bin Ash berkata, “Aku pernah menanyakan kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu yang dapat menjauhkanku dari kemarahan Allah.” Beliau menjawab, “Janganlah kamu marah.”

Apa keunggulan buku ini?
n

    n

  • Kitab populer di kalangan pesantren Indonesia & buku ajar wajib pesantren.
  • n

  • Buku rujukan kyai dan mubalig Indonesia.
  • n

  • Edisi terbaru
  • n

  • Dilengkapi syarah dari penghimpun hadis, Imam an-Nawawi
  • n

  • Dilengkapi Alasan Penulisan Kitab dan Biografi Imam an-Nawawi
  • n

  • Dilengkapi peta buku untuk memudahkan pembaca memahami isi buku
  • n


n
nApa saja isi buku ini?
n

    n

  • Hadis-hadis sahih yang bersumber dari Sahih Bukhari & Sahih Muslim
  • n

  • Hadis-hadis berisikan dari berbagai tema: akhlak, tauhid, tasawuf, fikih, adab bermasyarakat, jihad, dan keutamaan dalam ibadah.
  • n

  • Syarah (penjelasan) dari Imam an-Nawawi terkait 42 hadis perkara agama dan dianggap sebagai porosnya agama.
  • n

  • Dalil penting hukum-hukum Islam
  • n

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buku Rekomendasi