Muhammad Rasyid Ridha adalah murid terdekat dari Muhammad Abduh. Dia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah al Urwah al-Wusá¹qa. Dia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaruan itu ketika masih berada di Suriah, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak Kerajaan Utsmani. Dia merasa terikat dan tidak bebas. Oleh karena itu, dia memutuskan pindah ke Mesir, dekat  dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898, dia sampai di negeri gurunya ini. Beberapa bulan kemudian, Rasyid Ridha mulai menerbitkan majalah yang termasyhur, alÂ
Manâr. Â
Ia lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh dari kota Tripoli (Suriah). Menurut keterangan, dia berasal dari keturunan al-Husain, cucu Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, dia memakai gelar as-Sayyid di depan namanya.Â
Majalah al-Manâr merupakan salah satu karya terbesar dari Rasyid Ridha. Majalah ini mulai terbit pada tanggal 22 Syawal 1315 H atau 15 Maret 1898 M. Pada mulanya, majalah tersebut terbit dslam bentuk tabloid sekali dalam seminggu, kemudian setengah bulan sekali, sebulan sekali, dan terkadang sembilan nomor dalam setahun. Majalah itu diterbitkan oleh Rasyid  Ridha sendiri hingga beliau wafat. Jika dijumlahkan, totalnya ada 34 jilid besar dengan 1000 halaman pada tiap jilidnya. Â
Rasyid Ridha adalah seorang reformis Islam. Gagasannya berorientasi pada kemajuan umat Islam dalam berbagai bidang, khususnya pada ranah sains dan teknologi. Dia banyak memaparkan pandangannya berkaitan dengan kemunduran umat Islam dan langkah langkah solutif yang sebaiknya diambil. Gagasan Muhammad Abduh yang direduksi oleh Rasyid Ridha pada majalah al-Manâr juga mempengaruhi pemikiran Kiai Ahmad Dahlan yang kelak mendirikan organisasi Muhamadiyah yang berporos pada pendidikan dan kemajuan umat Islam. Â
Dalam rumah tangga, semua kegiatan harus ada kolaborasi dan kerja sama antar suami-istri. Istri meringankan tanggung jawab suami yang sudah mencari nafkah, sedangkan suami juga tidak boleh menyerahkan pekerjaan domestik sepenuhnya kepada istri.Â
Ustadzah Syifa Nurfadhila, Pendakwah TV Nasional. Â
Reviews
There are no reviews yet.